AKSI NYATA MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR

Asaalamualikum Wr. Wb.

Salam dan bahagia pembaca. Bapak ibu guru hebat semuanya, Kemdikbudristek pada tahun 2022 ini akan mengganti Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Lantas seperti apa muatan-muatan yang ada pada Kurikulum Merdeka? Sebagai langkah awal memahami apa itu kurikulum merdeka, mari terlebih dahulu memahami tentang Merdeka Belajar. 

Nadiem Makarim menyatakan bahwa kurikulum Merdeka Belajar adalah sebuah pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan dalam merespons pandemi Covid-19. Menurut Ki Hajar Dewantara, manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin serta tidak bergantung pada orang lain.

Terdapat beberapa hal penting yang menjadi dasar pada merdeka belajar, didalam merdeka belajar ada 5 modul yaitu:

  1. Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik; 
  2. Mendidik dan Mengajar; 
  3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh; 
  4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti; 
  5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan.

    Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Pendidik mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar. Dalam buku Landasan Pendidikan dikatakan bahwa: โ€œpendidik adalah semua anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, serta dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkan- nya pada tujuan pendidikanโ€ (Rubiyanto, 2003: 39). Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Pendidik sebagai ujung tombak pendidikan. Agaknya, tidaklah berlebihan mengatakan pendidik sebagai ujung tombak pendidikan, sebab pendidik sebagai bagian penting dalam sebuah pembelajaran. Jika tidak ada pendidik, tentu pendidikan tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Walaupun hari ini perkembangan teknologi berkembang dengan pesat, sehingga siswa bisa memanfaatkan gawainya untuk belajar dan mendapatkan berbagai sumber belajar lainnya dalam genggaman. Saat memutuskan menjadi seorang pendidik, hal apa yang mendorong kita berangkat ke sekolah dengan penuh semangat? Tentu setiap pendidik mempunyai alasan yang berbeda, akan tetapi akan bermuara pada hal yang sama, yaitu ingin menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan begitu seorang pendidik harus mampu mengenali apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahannya serta apa saja yang menjadi perannya.

    Mendidik dan Mengajar Banyak pendidik yang ternyata masih bingung terhadap kata pendidikan dan pengajaran. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. Sementara pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat. Seorang pendidik harus memahami bahwa mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Sehingga pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid, tetapi juga mendidik keterampilan berpikir mengembangkan kecerdasan batin dan pada akhirnya murid dapat melancarkan Hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

    Mendampingi Murid Dengan Utuh dan Menyeluruh

    Tidak ada individu yang sama dan zaman selalu bergerak dinamis. Hampir setiap kita menyadari kedua hal tersebut. Menyadari keunikan setiap dan semua murid merupakan satu hal. Bagaimana penerapan kelas yang memfasilitasi setiap kodrat individu merupakan hal lainnya. Pendidikan seyogyanya bukan sesuatu yang rigid dan pakem. Penyesuaian sesuai konteks merupakan pendekatan yang perlu kita usahakan setiap waktunya sebagai pendidik. Di modul ini Ibu/ Bapak akan bersama-sama memahami bagaimana pendidikan yang selalu mengupayakan perubahan perbaikan dan merangkul bakat dan keunikan setiap individu. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara "Segala perubahan yang terjadi pada murid di hubungkan dengan kodrat keadaan baik alam dan zaman. Kodrat alam berkait dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada.lalu bagaimana cara kita sebagai pendidik menghubungkan dasar pendidikan murid dgn kodrat alam dan zaman Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan dimana mereka tinggal Saat ini guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar murid. Tapi guru dapat berperan sebagai penghubung murid dengan sumber belajar di sekitar murid. Selain peran guru sebagai penghubung, hal berikut juga dibutuhkan murid untuk membantu mereka menguatkan kekuatan-kekuatan kodratnya Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Pendidikan terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman. Setiap sekolah memiliki kondisi dan permasalahan yang berbeda, sehingga sistem pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah lain sangat beragam sesuai karakteristik lingkungannya. Seorang guru harus memfasilitasi proses belajar murid sesuai dengan keadaan lingkungan dan potensi yang dimiliki sehingga murid dapat melihat hubungan antara dirinya dengan lingkungan.

    Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti

    ๐Š๐จ๐ง๐ฌ๐ž๐ฉ ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฃ๐š๐ซ๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐จ๐ฅ๐ž๐ก ๐Š๐ข ๐‡๐š๐ฃ๐š๐ซ ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š (๐Š๐‡๐ƒ) ๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ญ ๐ฆ๐š๐ฃ๐ฎ ๐ค๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ž๐ซ๐๐ž๐ค๐š๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ก๐ข๐๐ฎ๐ฉ๐š๐ง ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š. ๐€๐ซ๐ญ๐ข๐ง๐ฒ๐š, ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฌ๐ž๐ฆ๐ฉ๐š๐ญ๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ฅ๐ฎ๐š๐ฌ-๐ฅ๐ฎ๐š๐ฌ๐ง๐ฒ๐š ๐ฉ๐š๐๐š ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ก. ๐‰๐ข๐ฐ๐š ๐๐š๐ง ๐ซ๐š๐ ๐š, ๐ฅ๐š๐ก๐ข๐ซ ๐๐š๐ง ๐›๐š๐ญ๐ข๐ง. ๐ƒ๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ค๐จ๐ง๐ฌ๐ž๐ฉ ๐Š๐‡๐ƒ ๐ก๐š๐ฅ ๐ข๐ง๐ข ๐๐ข๐ฌ๐ž๐›๐ฎ๐ญ ๐›๐ฎ๐๐ข ๐ฉ๐ž๐ค๐ž๐ซ๐ญ๐ข. Pemikiran KHD sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak sekadar mementingkan kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. Tidak hanya mengejar deretan angka tetapi juga kedalaman budi.

    Pendidikan yang tidak berorientasi pada hasil melainkan proses pendidikan itu sendiri. Budi adalah ranah batin yang meliputi tri sakti yaitu pikiran, rasa, dan kemauan. Kita lebih sering mendengarnya sebagai cipta, rasa, dan karsa.

    Pekerti adalah ranah lahir yang mewujud tenaga. Dengan kata lain, budi pekerti merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kemauan (budi) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Budi pekerti atau watak manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian biologis dan bagian intelligible. Bagian biologis merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perasaaan dan jiwa manusia. Pada bagian ini bersifat menetap dan tidak dapat berubah. sedangkan intelligible merupakan kecakapan dan keterampilan pikiran manusia dalam menyerap pengetahuan. Pada bagian ini bersifat tidak menetap dan dapat berubah-ubah.

    Proses pendidikan menyebabkan budi pekerti murid tumbuh dan berkembang, sehingga mampu mengendalikan tabiat asli dan watak biologis yang tidak baik menjadi tersamar kemudian menebalkan wata baik murid yang akan mewujudkan kepribadian dan berbudi pekerti baik.

    Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

    Pendidikan merupakan sistem yang kompleks, sekaligus sederhana. Pada modul/materi ini Ibu dan Bapak Guru sama-sama akan belajar bagaimana menerapkan prinsip dan praktik pembelajaran yang mandiri dan kontekstual berdasarkan pengalaman dan pengamatan di sekitar, serta bagaimana orang tua dan masyarakat bisa terlibat dalam prosesnya.

    ๐Œ๐ž๐ญ๐จ๐๐ž ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐ ๐ฎ๐ง๐š๐ค๐š๐ง ๐Š๐ข ๐‡๐š๐ฃ๐š๐ซ ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š ๐ฉ๐š๐๐š ๐๐ž๐ซ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ๐š๐ง ๐“๐š๐ฆ๐š๐ง ๐’๐ข๐ฌ๐ฐ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐๐ข๐ซ๐ข๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐๐ข๐ฌ๐ž๐›๐ฎ๐ญ ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ญ๐ž๐ฆ ๐š๐ฆ๐จ๐ง๐ . ๐ˆ๐ฌ๐ข๐ง๐ฒ๐š ๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ง๐ ๐ค๐ฎ๐ฆ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐š๐ฌ๐š๐ฌ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ญ ๐ฆ๐š๐ฌ๐ฒ๐ก๐ฎ๐ซ, ๐ฒ๐š๐ข๐ญ๐ฎ ๐ญ๐ฎ๐ญ ๐ฐ๐ฎ๐ซ๐ข ๐ก๐š๐ง๐๐š๐ฒ๐š๐ง๐ข, ๐ข๐ง ๐ฆ๐š๐๐ฒ๐š ๐ฆ๐š๐ง๐ ๐ฎ๐ง ๐ค๐š๐ซ๐ฌ๐š, ๐ข๐ง๐  ๐ง๐ ๐š๐ซ๐ฌ๐จ ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐ญ๐ฎ๐ฅ๐š๐๐ก๐š. ๐๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ฃ๐š๐ญ๐ข๐ง๐ฒ๐š ๐๐š๐ฉ๐š๐ญ ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐ข๐ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ค๐ž๐ฌ๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐š๐ญ๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ค๐ž๐›๐š๐ก๐š๐ ๐ข๐š๐š๐ง. Sesuai pesan Ki Hadjar Dewantara untuk menuntun murid sesuai jamannya, maka guru perlu menumbuhkan pola pikir pembelajar ataun growth mindset yang membuat murid Memiliki keyakinan untuk dapat terus berkembang Pendidikan memiliki fungsi mengantarkan murid-murid menjadi manusia yang merdeka, selamat dan bahagia. Seorang pendidik harus membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri supaya mampu memelihara dan menjaga bangsa dan alamnya. Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan kunci untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika untuk dirinya sendiri ia tidak bisa mencapai selamat dan bahagia, bagaimana mungkin ia akan memelihara dan menjaga dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa ataupun alamnya. Pada abad ke-21, Kompetensi literasi adalah kemampuan memecahkan masalah, kemampuan kognitif yang kompleks, dan kemampuan sosial emosional menjadi sangat penting bagi murid maupun guru. Guru diharapkan menjadi contoh bagaimana bisa mengembangkan kemampuan tersebut pada dirinya untuk meneruskannya dalam membantu murid untuk menguasainya. Salah satu kompetensi mendasar yang menunjang penguasaan kemampuan tersebut.

    Menurut Ki Hajar Dewantara, seorang guru semestinya mampu menjadi pamong,mendidik dengan welas asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan si anak. Sistem pendidikan yang terbaik adalah yang mampu menumbuhkan disiplin dan pemahaman mengenai kesejatian hidup dari dalam diri siswa sendiri. Hal tersebut tidak dapat dicapai melalui metode yang menekankan pada perintah, paksaan, dan hukuman seperti yang umum dipakai oleh pendidikan kolonial Belanda. Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian siswa. Peserta didik didorong untuk mengembangkan disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman, pemahaman, dan upayanya sendiri. Yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini tidak membahayakan si anak atau mengancam keselamatan orang lain.

    ๐ƒ๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ญ๐ž๐ฆ ๐š๐ฆ๐จ๐ง๐ , ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐ข ๐ญ๐ข๐ ๐š ๐Ÿ๐ฎ๐ง๐ ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ญ๐š๐ฆ๐š. ๐ƒ๐ข ๐๐ž๐ฉ๐š๐ง, ๐ข๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข ๐ญ๐ž๐ฅ๐š๐๐š๐ง ๐š๐ญ๐š๐ฎ ๐œ๐จ๐ง๐ญ๐จ๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ข๐ค ๐›๐š๐ ๐ข ๐ฉ๐š๐ซ๐š ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐ข๐. ๐ƒ๐ข ๐ญ๐ž๐ง๐ ๐š๐ก, ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข ๐ฉ๐ž๐ง๐๐จ๐ซ๐จ๐ง๐  ๐š๐ญ๐š๐ฎ ๐ฉ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ฆ๐š๐ง๐ ๐š๐ญ. ๐ƒ๐š๐ง, ๐๐ข ๐›๐ž๐ฅ๐š๐ค๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฆ๐š๐ญ๐ข ๐ค๐ž๐ฆ๐š๐ฃ๐ฎ๐š๐ง ๐ฉ๐š๐ซ๐š ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐ข๐. ๐ˆ๐ง๐  ๐ง๐ ๐š๐ซ๐ฌ๐จ ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐ญ๐ฎ๐ฅ๐จ๐๐จ ๐ข๐ญ๐ฎ ๐ฆ๐ž๐ซ๐ฎ๐ฉ๐š๐ค๐š๐ง ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฃ๐š๐ซ๐ค๐š๐ง ๐œ๐จ๐ง๐ญ๐จ๐ก ๐ญ๐ž๐ฅ๐š๐๐š๐ง, ๐ค๐ž๐๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ๐ฅ๐ข๐ง๐š๐ง, ๐ญ๐š๐ญ๐š ๐ค๐ซ๐š๐ฆ๐š, ๐›๐ฎ๐๐ข ๐ฉ๐ž๐ค๐ž๐ซ๐ญ๐ข. โ€œ๐’๐ž๐ญ๐ข๐š๐ฉ ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ ๐๐ข๐ฐ๐š๐ฃ๐ข๐›๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ญ๐š๐ง๐  ๐ค๐ž ๐ฌ๐ž๐ค๐จ๐ฅ๐š๐ก ๐ฉ๐ฎ๐ค๐ฎ๐ฅ ๐ŸŽ๐Ÿ•.๐ŸŽ๐ŸŽ ๐–๐ˆ๐ ๐š๐ ๐š๐ซ ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐œ๐จ๐ง๐ญ๐จ๐ก. ๐‰๐ข๐ค๐š ๐š๐๐š ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ ๐ฆ๐š๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ง ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ž๐ฅ๐š๐ญ ๐๐š๐ญ๐š๐ง๐ , ๐š๐ค๐š๐ง ๐๐ข๐ญ๐ž๐ ๐ฎ๐ซ ๐ฉ๐ข๐ก๐š๐ค ๐ฌ๐ž๐ค๐จ๐ฅ๐š๐ก,โ€ ๐ฎ๐ฃ๐š๐ซ๐ง๐ฒ๐š. ๐ˆ๐ง๐  ๐ฆ๐š๐๐ฒ๐จ ๐ฆ๐š๐ง๐ ๐ฎ๐ง ๐ค๐š๐ซ๐ฌ๐จ ๐›๐ž๐ซ๐š๐ซ๐ญ๐ข ๐ ๐ฎ๐ซ๐ฎ ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ฎ๐š๐ญ๐ฎ ๐ฆ๐จ๐ญ๐ข๐ฏ๐š๐ฌ๐ข ๐๐จ๐ซ๐จ๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐š๐ง๐ ๐ฎ๐ง ๐ฃ๐ข๐ฐ๐š ๐ฉ๐š๐ซ๐š ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ฐ๐š ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ฎ๐š๐ข ๐ญ๐ข๐ ๐š ๐ฎ๐ง๐ฌ๐ฎ๐ซ ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง (๐ญ๐ซ๐ข๐ฉ๐ฎ๐ฌ๐š๐ญ) ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐ค๐š๐ง ๐Š๐ข ๐‡๐š๐ฃ๐š๐ซ ๐ƒ๐ž๐ฐ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š. ๐๐ž๐ซ๐ญ๐š๐ฆ๐š, ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐›๐ž๐ซ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ค๐ž๐ฅ๐ฎ๐š๐ซ๐ ๐š. ๐Š๐ž๐๐ฎ๐š, ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐›๐ž๐ซ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐๐ข ๐ฌ๐ž๐ค๐จ๐ฅ๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ค๐ž๐œ๐ž๐ซ๐๐š๐ฌ๐š๐ง, ๐ค๐ž๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฆ๐ฉ๐ข๐ฅ๐š๐ง, ๐›๐ฎ๐๐ข ๐ฉ๐ž๐ค๐ž๐ซ๐ญ๐ข ๐ฉ๐š๐ซ๐š ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐ข๐. ๐Š๐ž๐ญ๐ข๐ ๐š, ๐ฉ๐ž๐ง๐๐ข๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐›๐ž๐ซ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ฌ๐ฎ๐ง๐  ๐๐ข ๐ฆ๐š๐ฌ๐ฒ๐š๐ซ๐š๐ค๐š๐ญ. โ€œAnak dididik dalam keluarga sejak dalam kandungan, kemudian lahir dan berkembang sesuai pendidikan yang diterapkan dalam keluarga,โ€ ucapnya. Ki Hajar Dewantara juga menekankan agar para guru mendorong murid-muridnya agar mengikuti jalur yang benar dengan cara mengilhami dan memotivasi mereka dengan pikiran yang tepat.

    Sebagai umpan balik penulis dalam kegiatan aksi nyata โ€œmenyebarkan Pemahaman Tentang Merdeka Belajarโ€, mohon sahabat mengisi formulir DISINI

Komentar

Postingan Populer